Monday 18 April 2016

Air Minum untuk Tubuh

Air. Kenapa harus membahas air ? Memangnya ada apa dengan air ? Setiap hari juga kita konsumsi air saat minum. Namun cukupkah untuk tubuh ? Air minum bening, jernih, tawar, yang setiap hari kita konsumsi, sesederhana itu mungkin kalau kita melihatnya secara fisik. Tapi tahukah kalau air yang sederhana itu memiliki peran penting untuk tubuh ? Ya, air merupakan zat gizi yang hanya di dapatkan dari luar secara terus menerus. Oleh karena itulah para ahli gizi menempatkan air minum  di dalam tumpeng gizi seimbang, agar orang-orang peka terhadap pentingnya minum 8 gelas/hari.


      Air merupakan zat penting bagi kehidupan. Salah satu zat gizi makro yang sering terlupakan adalah air, karena itulah orang-orang pada umumnya sering mengesampingkan masalah air. Manusia mungkin bisa bertahan untuk tidak makan selama berminggu-minggu, tapi tidak akan bertahan lebih dari 3 hari tanpa air. Kenapa ? Karena 70% dari tubuh orang dewasa adalah air, namun semakin menua, manusia akan kehilangan air. Kandungan air dalam tubuh setiap orang bisa berbeda, tergantung pada proporsi jaringan otot dan jaringan lemaknya. Tubuh yang relatif mengandung banyak otot mengandung lebih banyak air. Kandungan air dalam tubuh harus selalu seimbang untuk tetap menjaga fungsi organ tubuh secara optimal. Jika kebutuhan air tidak terpenuhi, tentunya fungsi kerja organ tubuh akan menurun.
      Sebelumnya kita harus tahu terlebih dahulu apa fungsi air untuk tubuh kita. Air berfungsi sebagai pelarut dan alat transport sisa-sisa metabolisme, katalisator dalam berbagai reaksi biologik sel, pelumas dalam cairan sendi-sendi tubuh, fasilitator pertumbuhan (sebagai zat pembangun), pengatur suhu (mendistribusikan panas di dalam tubuh), peredam benturan pada mata, jaringan saraf tulang belakang, dan kantung ketuban.
    Kebutuhan air baik untuk pria ataupun wanita dewasa adalah 2-2,5 liter/hari (8 gls/hr) dan untuk anak-anak 6-9 tahun sekitar 1,6 liter/hr. Namun perlu diperhatikan juga kualitas air yang kita minum, karena bisa saja membahayakan kesehatan kita. Untuk itu mari kita simak kriteria air minum yang baik untuk kesehatan :

1. Perhatikan Segi Higienitasnya. Air yang sehat akan jadi tidak baik jika kebersihannya tidak diperhatikan. Perhatikan dari mana air tersebut berasal, dan akan jadi lebih baik jika air yang akan diminum melalui proses pemasakan terlebih dahulu untuk memastikan bakteri-bakteri mati. Jika air dalam kemasan biasanya telah melalui serangkaian proses penyaringan, yang perlu diperhatikan adalah label halal dan keamanan dari BPOM.

2. Air minum yang baik adalah yang tidak berbau, jernih dan tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak mengandung zat berbahaya bagi tubuh seperti pepyisida dan logam berat seperti air raksa, besi, mangan, arsen, timah hitam, cemaran bahan kimia, kotoran biologis seperti kotoran hewan/manusia, jamur dan kontaminasi bakteri (E. Coli, pseudomonas, Vibrio kolera).

3. Air harus mengandung mineral yang bermanfaat untuk tubuh. Tanpa asupan mineral dari luar maka organ-organ dalam tubuh tidak dapat bekerja dengan baik. Mineral berperan sebagai substrat dalam reaksi tubuh. Oleh karena itu konsumsi air yang mengandung mineral sangat penting karena tubuh kita memerlukan asupan mineral tidak hanya dari makanan tetapi dari minuman juga. Menurut WHO-Badan Kesehatan Dunia dibawah PBB, terdapat 21 elemen mineral esensial (tidak didapatkan dari tubuh) bagi manusia. Berbagai mineral yang terkandung di dalam air minum diantaranya magnesium, kalsium, flourida, natrium, tembaga, selenium, kalium, silika, zinc.
Ketidakseimbangan cairan dalam tubuh menyebabkan dehidrasi, kekurangan asupan cairan, sedangkan tubuh tetap mengeluarkan cairan dalam bentuk keringat, feses, urin, uap pernafasan. Air yang kita minum diserap pembuluh kapiler di dinding usus dan masuk ke dalam sel-sel darah hanya dalam waktu 5 menit saja, lalu disalurkan ke seluruh tubuh. Air yang masuk ke tubuh kita akan bertahan rata-rata 10 hari, dan tetes terakhir air yang kita minum akan keluar dari tubuh 50 hari ke depan (berdasarkan danone research). Kekurangan cairan (dehidrasi) tidak bisa dianggap sepele, karena akan berakibat pada fungsi organ dalam lainnya, salah satunya ginjal, karena ginjal membutuhkan air untuk proses filtrasi. 
     Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr.dr. Parlindungan Siregar, SpPD.KGH menyatakan bahwa status hidrasi yang baik terbukti efektif mencegah pembentukan batu saluran kemih dan mengobati infeksi saluran kemih. Kemungkinan terbentuknya batu saluran kemih dipengaruhi oleh keadaan urin dan diet seseorang. Urin yang pekat mengandung kalsium atau oksalat tinggi, atau memiliki pH rendah merupakan faktor resiko urolithiasis, apalagi bila disertai kurangnya asupan minuman dan diet tinggi protein hewani dan gula. Asupan air yang banyak akan menurunkan osmolalitas plasma dan menurunkan sekresi ADH.
    Menurut DR. Dr. Saptawati Bardosono, MSc. juga mengatakan bahwa sebaiknya kita tidak menunggu rasa haus itu datang, karena pada saat itu sesungguhnya osmolalitas plasma sudah meningkat sebanyak 2% dan sudah terjadi chronic mild dehydration. Berdasarkan penelitian lain pun hampir 50% dewasa dan remaja mengalami situasi ini tanpa disadari. Hal ini penting, karena walaupun belum ada gajala klinis yang pasti, keadaan ini meningkatkan resiko terjadinya batu ginjal dan infeksi saluran kemih.

Bisa dipahami, bahwa air saja memiliki peran yang sangat penting untuk tubuh. Jadi mulai saat ini perhatikan asupan air setiap hari 2-2,5 liter/hari, perbanyak air putih, kurangi air/minuman bersoda, berwarna, berkafein, agar manfaat air putih bisa langsung terserap optimal. Semoga bermanfaat.